Ali Al - Qushji Sang Ilmuan Astronomi Dari Turki Usmani

Sabtu, 22 Oktober 2011

Matimatika ,kedokteran,dan astronomi menjadi disiplin ilmu yang paling berkembang pada masa kekholifahanTurki Usmani.Salah satu ahli astronomiserta matematika terkemuka Muslim pada masa itu adalah Ali al-Qushji (1403-1474).
Bakat Ali al-Qushji dikedua bidang tersebut terasah berkat astronomi, Ulugh Beg (1394-1449). Saat masih muda dan tingal di samarkand, al-Qushji berguru tentang pengembangan fisika astronimi dan filsafat alam.
Selain sebagai murit, al-Qushji juga berperan sebagai mitra kerja Ulugh Beg.
Kegemaran mereka yang sama pada pengetahuan,matematiaka, dan astronimi  menghasilkan karya luar biasa. Al-Qushji berkontrabusi pada karya terkenal karya Beg,Zij-i-Sultani.
Mereka juga mendirikan tempat pendidikan pertama pada masa Turki Usmani, Universitas Sahn Seman. Kemudian al-Qushji mendirikan Observatorium Samarkand dan mengundang para ilmuan dunia untuk derdiskusi ketempat ini.
Pada abad ke-15 hinga 16, muncul tradisi keilmuan astronomi yang kuat dikalangan Muslim Turki. Hal ini setidaknya tergambar tergambar dari keberadaan dua tempat pengamatan benda luar angkasa, yakni Observatorium Samarkand dan Observatorium Istambul.
Observatorium Samarkand menjadi salah satu tempat penelitian terbesar pada masa itu. Ulugh Beg mendirikanya pada 1429. Banguna prestisius ini menjadi salah satu saksi masa kegemilangan Islam sekaligus menunjukan ada ikata kerja sama yang erat antara kalangan Muslim dan Penguasa Eropa.
Ulugh Beg jg mengundang pera ilmuan tersohor dunia ke Samarkand. Dia ingin menjadikan kota ini sebagai pusat penelitian astronomi dan matematika. Nama-nama ilmuan terkemuka seperti Ali Al-Qushji, Al-Qashi, Kadizade-i Rumi, dan beberapa nama lainnya untuk bekerja sama di Odservatorium ini.
Pada saat besamaan, pereode kehidupan di kalangan Muslim terus berkemban. Bidang seni dan pertanian menjadi ilmu yang memikat Muslim di kawasan Turkistan dan sekitarnya.
Gerakan ini membuat kota Samarkand menjadi pusat perkembangan budaya Islam serta ilmu pengetahuan kala itu.
Pusat perkembangan benda angkasa lainnya, Observatorium Istambul didirikan oleh Taqi al-Din Ibnu Ma’ruf. Saat memerintah Turki Usmani dipimpin Sultan Murad III, Observatorium menjadi tempat kajian dan penelitian terpenting pada abat ke-16. Taqi al-Din Ibnu Ma’ruf di kenal sebagai pendiri Observatorium pertama milik kerajaan Turki Usmani.
Perkembangan pesat imlu astronomi tadi membuat kaum muda Musim berminat mempelajari. Salah satunya Ali al-Qushji. Dia adalah salah satu murir Ulugh Beg dan Kadizade-i  Rumi. Al-Qushji menimba ilmu astronomi dikota Samarkand dan Kirman.Setelah Menuntaskan pendidikannya, din menjadi asisten kepercayaan Ulugh Beg.
Al-Qushji konsisten menjalani karirnya di bidan astronomi. Setelah sang guru Kadizade-i Rumi wafat, Al-Qushji ditunjuk sebagai kepala Observatorium Samarkand. Peranya di pusat penelitian ini sangat dominan. Di tempat ini pula, ia menghasilkan karya ilmiah bermutu.
Karya pertamanya, Risalah fi Hall Ashkal Mu’addil al-Qomar li-al-Masir, di persembahkan kepada sang pemimbing, Ulugh Beg. Di kitab ini, al-Qushji menjelaskan fase bulan. Karya ini memikat Ulugh Beg. Mereka pun kemudian berkolaborasi dan menghasilkan Zij-I Ulugh Beg/Zij-i Sultani. Dalam karya ilmiah ini mereka membuat katalog perbintangan yang membuat penentu perputaran benda-benda langit.
Kiprah di tempat baru
Kematian Ulugh Beg pada 1449 karna dibunuh putranya sendiri membuat sang murit bersedih hati. Al-Qushji memutuskan berhenti dari observatorium. Dia menyingkir dari Samarkand menuju Tabriz di iran.
Di tempat baru, al-Qushji bertemu Uzun Hasan, salah satu pengatur pemerintahan Negara Akkoyunlu. Hasan meminta kesedian al-Qushji bertemu penguasa Istambul, Sultan Muhammad II. Sultan muda ini ternyata menghormati al-Qushji. Dia pun tertarik mengandeng al-Qushji. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di Istambul. Tawaran mengajar pun dilayangkan untuk al-Qushji.
Dia di minta menjadi pengajar utama di pusat pendidikan dan penelitian Madrasas, Istambul. Lembaga ini sangat disegani karna 
mengembangkan ilmu pengetahuan untuk menggolah sumberdaya alam bagi penduduk Turki saat itu.
Para pengajar terbaik dari seluruh negri diundan untuk menjadi pengajar di lembaga ini. Beragam ilmu turuna matematika, seperti aritmatika, geometrik, aljabar, astronomi, ilmu alam, serta fisika, diberikan bagi murit. Mereka juga mempelajari ilmu filsafat dan tafsir Al-Qur’an.
Namun al-Qushji menolak tawaran Sultan untuk mengajar di lembaga terkemuka itu. Dia sampaikan penolakan tersebut dengan santun. Meski kecewa Sultan Muhammad II menghormati keputusan itu dan mempersilahkan al-Qushji kembali ke Tabriz. Hati al-Qushji baru terketuk untuk kembali ke Istambul dua tahun kemudian (1472). Dia di sambut langsung sang Sultan. Saat bertemu Sultan Muhammad II, dia memberikan buku astronomi karyanya, al-Fathiyya. Buku ini sebagai hadiah dari al-Qushji atas kesuksesan Sultan menaklukan Sultan Akkoyunlu, Uzun Hasan.
Di Istambul al-Qushji mendirikan sekolah sendiri. Dia dibantu sarjana handal, seperti Molla Sari Lutfi, Kiwam al-Din Qasim, Muhammad ibn Ali. Era itu Menjadi kegemilangan perkembangan ilmu perngetahuan serta penelitian masa kekhalifahan Turki Usmani.
Karya-karya Ali al-Qushji dinilai sebagai mahakarya, di bawah kepemimpinan Sultan Muhammad II, sang maestron astronomi dan matematika ini hanya produktif selama dua lahirnya astronom-astronom muda.
Sepanjang kariernya yang gemilang, al-Qushji tak hanya menulis tentang mtematika dan astronomi, agama, linguistic, dan tata bahasa.
Sebagai pakar astronomi, al-Qushji menolak mentah-mentah teori yang diusung pengikut Aristotelis bahwa bumi sebagai pusat perputaran benda langit. Menurut al-Qushji, ia mengeluti dan mendalami ilmu astronomi berdasarkan teologi Islam. Karena itu, ia memisahkan pembahasan tenteng filsafat alam dengan ilmu astronomi Islam.

KARYA - KARYA FENOMENAL

Sepanjang perjalanan keilmuan yang terentang selama puluhan tahun Ali al-Qushji menghasilkan banyak karya ilmiah bermutu, utamanya di bidang astronomi dan matematika. Berikan adalah beberapa karya penting al-Qushji:
Risalah fi al-Hay’a
Ini merupakan salah satu karya terpenting al-Qoshji di bidang astronomi. Buku ini ditulis di Persia pada 1457
Al-Risalah fi al-Hisab
Al-Qushji menulisnya di Persia dan Samarkand pada akhir 1472. Versi bahasa Persia dari buku ini sangat berbeda dengan versi bahasa Arabnya. Buku ini membahas cara penghitung dan posisi bintang-bintang. Tak heran, buku ini banyak di gunakan para sarjana astronomi dalam menghitung perbintangan.
Al-Risalah al-Muhammadiyyah                                                                                           
Buku bahasa Arab ini berisi tentang aljabar dan aritmatika. Al-Qushji menulisnya di Istambul pada 1472. Buku ini di persembahkan khusus untuk sang Sultan Istambul, Sultan Muhammad II. Dari judul buku ini, sudah terlihat al-Qushji berusaha menunjukan rasa hormatnya yang dalam punya isi lebih berbobot dari buku sebelumnya, Risalah fi al-Hisab. Selain babnya lebih banyak, isinya juga sarat dengan diagram peehitungan bintang-bintang.
Al-Risalah al-Fathiyyah
      Buku tentang astronomi ini juga mengunakan bahasa Arab. Al-Qushji menulisnya pada kisaran 1473. Karya ini di persembahkan untuk Sultan Muhammad II di hari kemenangan melawan penguasa Akkoyunlu, Sultan Uzun Hasan. Dalam buku ini, al-Qushji Memperkirakan, suatu saat bulan akan mengalami face mati.
   Buku yang terdiri dari tiga bab ini menyatakan nama-nama planet yang berkedudukan di sekitar bumi, lengkap dengan perkiraan terbentuknya serta posisi keberadaan denda-benda langit itu. Pada bab pertama ia menyebutkan ada sembilan planet-planet itu bergerak melintasi orbitnya,sementara matahari tetep engan orbit planet yang mengelilinginya.
      Bab kedua membahas bentuk bumi dan pengelompokan iklim. Al-Qushji menyebutkan bahwa bentuk bumi bulat. Ada pun penjelasan terkait perkembangan serta pembentukan bintang. Di Bab selanjutnya ia fokus pada kondisi geografi bumi. Dia jelaskan penghitung wilayah bumi berdasarkan radiusnya serta perbandingan diameter bulan terhadap bumi.informasi tentang planet Merkurius dan Venus juga telah di jajaki oleh Ali Al-Qushji.

Editor
By : Muhammad Hasan Syahrudin

0 komentar:

Posting Komentar

this share facebook
Get Gifs at CodemySpace.com

Lencana Facebook

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Postingan
Komentar

Pages

Oi Bojonegoro

Postingan Populer

About Me

Oi Bojonegoro
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.